HAKIKAT CINTA
Cinta laksana air surgawi yang tertuang dalam cawan emas jiwa
Kemudian mengalir basahi bumi bukti ketundukannya
Laksana hymne puji-pujian ia mendakwa
Kemudian menyatakan pengakuan dan kepasrahan padanya
Bukit terjal berbatu, lembah gelap nan licin
Padang gersang membakar, sungai deras menghempas
Demikian tak peduli ia menyusur tuk diikuti
Ia datang untuk dirinya, bukan untukmu
Engkau hanyalah pelayan baginya, bukan majikannya
Ia ada mengadakan dirinya, bukan kau adakan
Engkau hanyalah bukti keberadaannya, bukan ketiadaannya
Ia datang untuk memilikimu, bukan kau miliki
Engkau hanyalah miliknya, bukan milikmu
Ia datang tuk menaklukkan jiwa-jiwa yang angkuh
Runtuhkan tembok kesombongan
Cengkeram jiwa dengan kelembutan sayapnya
Ia hanya ingin menampakkan adanya
Dengan menyatukan dua jiwa
Yang terpisah jiwa raga ruang dan waktu
Bila kau paksa ia, tentulah ia akan menjauh
Karena ia adalah kerelaan
Bila kau mengikat ia, tentulah ia akan berontak
Karena ia adalah kemerdekaan
Biarkanlah ia apa adanya
Tunjukkan pelangi rupanya
Tampakkan kecemerlangan wajahnya
Rasakan kesejukan sentuhannya
Hingga kau lupa pada dirimu
Sesungguhnya ia menempamu, tuk dijadikan persembahan di altarnya
Dan belati yang ia sembunyikan dibawah sayapnya akan menusukmu
Bahwa dibalik madunya tersimpan arak memabukkan
Ia memberimu kebahagiaan yang tinggi
Sebagaimana ia memberimu kepedihan yang dalam
Menerbangkanmu hingga keawan
Sebagaimana menenggelamkanmu hingga kedasar
Terimalah ia dengan keikhlasan, karena hanya itu harapnya
DISELA SAYAP LEMBUTMU
Sang kala terus menapaki lorongnya yang sempit
Tak perduli penuhi panggilanku
Paksa tak bertawar
Tolak kembali ke masa silam
Yang penuh sepoi angin surgawi
Dan hindari racun yang terlanjur
Menjalar hancurkan janji nan rapuh
Musnah sudah tinggal kenangan
Manis madu asmara
Yang kita reguk bersama
Berganti pahit racun kesedihan
Yang kutelan sendiri
Bidadari mungilku
Harum nafasmu mewangi menerawang
Disudut langit hatiku
Sayap lembutmu mengepak
Terbangkan keanggunanmu hingga kepuncak rindu
Layangkan khayalku kitari ruang tak berbatas
Engkau sisakan rasa tak terbantah
Engkau tinggalkan duri nestapa disela mawar cinta
Berbekas menusuk hingga ke sumsum pilu yang dalam
Dengan segala kesalahanku
Ku memohon kepadamu
Tuk maafkan duri yang kutancapkan
Disela jari-jari lentikmu
Yang dulu menari di awan kasih
Dan elus halus membuaiku
Tuk maafkan luka yang kugores
Direlung kesucian jiwamu
Yang dulu menyatu dengan jiwaku
Dan tenteramkan segala keresahan
Wahai Bidadari mungilku
Izinkanlah kuberucap gejolak yang sebenarnya
Walau mungkin engkau menertawai keluguanku
Biarkanlah kuberkata suatu kemestian
Walau mungkin engkau terbahak mendengarnya
Bahwa tiada dapat terhapus bayangmu dalam anganku
Bahwa tiada terganti dirimu dalam hatiku
Bahwa tiada tergulung rupamu dalam khayalku
Bahwa tiada terukur dalamnya perasaanku
Sesungguhnya hanya engkaulah dalam hatiku
Tidak terikat oleh ruang dan waktu
Tidak terkubur oleh silau yang lain
Tidak tergilas oleh gelindingan roda zaman
Tidak tertipu oleh fatamorgana dunia
Walau diriku tersalib dipohon ara yang kering
Walau diriku terbakar diatas tungku kesedihan
Walau diriku terhantam oleh ombak kesengsaraan nan ganas
Hanya namamu sajalah yang kupatri
Hanya harum tubuhmu sajalah yang kucium
Hanya kejenakaanmu sajalah yang kudengar
Hanya kecantikanmu sajalah yang kubayang
Hanya belaianmu sajalah yang kurasa
Hanya senyummu sajalah yang kuingat
Hanya dirimu sajalah dalam diriku
Izinkanlah aku untuk selalu mencintaimu
Walau kututupi ego dan kesedihan
Hingga tiba saatku tuk tinggalkan semua
Kecuali rindu yang kupendam untukmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar